Berbagai upaya melawan banjir

Bencana banjir telah terekam sejak lama. Banjir di Jakarta pertama yang terekam dalam sejarah adalah pada tahun need citation. Berbagai upaya melawan banjir bisa dibagi ke dalam dua kategori, berdasarkan domain ilmu yang menanganinya. Dari sisi air permukaan, para ahli hidrologi akan berusaha menghitung kapasitas sungai, saluran-saluran drainase, dan mengusulkan pelebaran atau pendalaman sungai. Para ahli juga telah mengusulkan pembuatan kanal-kanal banjir buatan dengan prinsip ingin mengalirkan air limpasan permukaan secepat mungkin ke laut. Menyarankan membuat danau-danau buatan juga bisa menjadi salah satu rekomendasi para ahli tersebut. 
insert causal diagram of flood
Di sisi lain ada domain ahli hidrogeologi yang menginginkan air dapat disimpan di dalam lapisan-lapisan pembawa air (akuifer) yang ada di bawah permukaan, baik secara alamiah ataupun buatan. Mungkin kita sering mendengar istilah meresapkan air ke bawah tanah, biasanya dengan teknologi sumur resapan atau biopori. Kabarnya saat ini sudah ada ribuan sumur resapan di Jakarta. Teknologi itu sifatnya pasif. Kita hanya menunggu sebanyak apa air yang akan terkumpul di dalam sumur resapan. Belum lagi kalau air yang jatuh di atas pekarangan kita, ternyata tidak mengalir ke sumur resapan, malah ke arah yang lain.  
Dua domain ilmu itu prinsipnya akan sama, yakni ingin mengurangi air limpasan permukaan, bukan menghilangkannya. Namun demikian, dua domain teknologi tersebut di atas belum dapat memerangi banjir secara masal untuk DKI Jakarta. Selain itu, di bagian awal artikel ini telah disampaikan bahwa kita punya masalah kedua, yakni ketahanan air dan bagaimana cara meningkatkan akses masyarakat untuk air bersih. Untuk itu kita perlu teknologi lain.

Apa yang menyebabkan limpasan air permukaan meningkat?

Sebelum jauh, perlu dijelaskan lebih dulu, bahwa limpasan air permukaan (run off) dapat meningkat kalau mendapatkan tambahan limpasan air permukaan buatan (artificial run off). Dari mana datangnya ini? Air ini akibat perubahan tata guna lahan, semula lahan terbuka yang menyebabkan air hujan dapat meresap sebagian, menjadi lahan terbangun yang berujung berkurangnya proses resapan air yang kemudian berubah menjadi air limpasan permukaan.
insert conceptual diagram