Bagaimana caranya?
Banyak. Satu yaitu dengan membuat tampungan air hujan yang baik dengan saluran-saluran diarahkan ke tanki-tanki penyimpanan di bawah permukaan. Berapa jumlah gedung yang memiliki lahan parkir di bawah tanah. Sangat banyak tentunya bukan. Kita ambil ilustrasi standar ukuran parkir mobil Indonesia tahun 1998 untuk mobil golongan I adalah 2,3 m kali 5 m \cite{bebas}. Dengan asumsi tinggi atap 3 m, maka kita akan mendapatkan 121 m3 air. Kalau kita umpamakan ada 10 spasi parkir yang berkurang, maka kita akan punya 1210 m3 tampungan air. Jumlah air tersebut sangat mungkin dapat memenuhi kebutuhan MCK di gedung tersebut selama 1 tahun \cite{introduction}. Dengan jumlah tampungan air sebesar itu, maka penghematan pajak air tanah dapat mencapai 30 juta (asumsi tarif minimum flat Rp. 26.833).
Cara kedua dengan membuat tangki bawah tanah (ground tank) seperti halnya yang dilakukan SPBU untuk menyimpan stok BBM. Cara ini mestinya memerlukan investasi yang tidak terlalu mahal, terutama untuk gedung-gedung komersial. Dengan ukuran tangki 5000 liter mungkin hanya perlu lahan 1,5 x 4 meter. Tangki-tangki ini dapat ditanam di sepanjang taman. Contoh yang populer untuk ini adalah Sydney Olympic Stadium yang memenuhi kebutuhan airnya dari air hujan saat air hujan dan air daur ulang saat musim kemarau. Bisa dibayangkan skalanya, kalau Stadion Gelora Bung Karno mengelola airnya secara mandiri.
Cara ketiga, kita dapat memanfaatkan air baku dari danau-danau yang ada di DKI Jakarta untuk diinjeksikan ke akuifer dalam dengan bantuan sumur injeksi (bertekanan). Yang menjadi target adalah akuifer tertekan (akuifer bertekanan) bagian atas pada kedalaman 40 m sampai 140 m di bawah tanah. Akuifer ini pada bagian dekat pantai (3-9 km) telah bercampur dengan air laut \cite{Kagabu2010,Setiawan2017}. Beberapa studi tentang ASR (aquifer storage and recovery) telah dilakukan, salah satunya di area pulau reklamasi \cite{2014}. Dengan ASR, yang bukan merupakan teknologi baru, sumur akan memiliki dua fungsi, sebagai sumur produksi saat musim kemarau dan sumur injeksi saat musim hujan. Air yang diinjeksi perlu diperhitungkan pergerakannya saat diinjeksi agar tetap bisa dipompa pada musim kemaru.
Apa manfaatnya?
Manfaatnya yang sudah jelas adalah mengurangi limpasan air permukaan. Kalau ini dapat dilakukan secara masal, terutama bangunan perkantoran pemerintah dan bangunan komersial, maka titik-titik banjir dapat dikurangi. Manfaat yang lain adalah, gedung-gedung tersebut dapat memenuhi kebutuhan airnya secara mandiri. PAM Jaya dapat mendistribusikan air ke pelanggan golongan rumah tangga dan perkampungan-perkampungan padat penduduk yang memerlukan tambahan titik-titik sumber air bersih.
Penutup
Mengelola banjir bisa jadi bertumpu kepada peranan para pengguna air. Selain dapat mengurangi banjir, menampung air hujan dan menyimpannya di bawah tanah dapat mengurangi biaya air. Pada banyak kesempatan, bencana memang bisa dikurangi dampaknya dengan kreativitas. Tinggal sekarang apakah kita mau melakukannya.