JUDUL            : PENGANDALIAN WET MUCK PADA WILAYAH PENAMBANGAN PTFI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latarar Belakang
PT.Freeport Indonesia merupakan perusahaan tambang emas dan tembaga yang berlokasi di Indonesia yang terletak di pegunungan Jayawijaya (Sudirman), antara Distrik Tembagapura Kabupaten Mimika dan juga Distrik Illaga Kabupaten Puncak Provinsi.  Sistem Penambangan terdiri dari  penambangan terbuka  dan penambangan bawah tanah. Pada area tambang bawah tanah yaitu  Deep Ore Zone (DOZ) ) dengan sistem penambangan bertipe runtuhan (block caving) yang memproduksi  bijih mineral logam dengan  produk utama berupa tembaga (Cu) dan Emas (Au).  Pada area  sistem penambangan Block Caving ini terdapat area  subsidence yang mana membentuk sebuah daerah tangkapan air atau  catchmane area yang berakumulasi dalam waktu tertentu sehingga terkontaminasi dengan cadangan bijih dan membentuk zona tertentu menjadi lumpur basah (Wet Much).
Wet Muck  adalah campuran ukuran butiran  dari material berbutir halus dan air yang mana dapat mengalirkan material secara tiba-tiba keluar  akibat  dari  penggalian tambang bawah tanah (Widijanto.E & Syaifullah.T,  2008). Wet Muck dapat  terjadi ketika   material lebih dari 20% dari partikel pasir ukuran (<2mm) dengan kandungan  air lebih besar dari 8,5% atau lebih dari 80% saturasi (CNI et al, 77  1998) sehingga  beresiko  terjadiya Spill Out yaitu luncuran material basah dari draw-point saat material/mucknya melewati tengah panel dan sampai ke rib dengan ketinggian lebih dari 30 cm.  Berdasarkan informasi yang didapatkan  penyebab  terjadinya wet muck adalah Berasal dari material hasil penambangan, Meningkatnya jumlah air yang berasal dari Sumber air alami yaitu curah hujan tinggi di daerah tangkapan air dan daerah resapan, dan  juga  berasal dari  air tanah  di sekeliling  area penambangan  yang masuk ke dalam area penambangan.