Gusjigang Sebagai Kearifan Lokal dan keterkaitannya dengan soft skill
Gusjigang sebagai sebuah hal yang muncul dan berkembang di tengah-tengah bertumbuhnya masyarakat merupakan kearifan lokal masyarakat di Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Terma Gusjigang telah hidup dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Memang belum ada bukti otentik kapan tepatnya istilah ini muncul. Menurut   bagi sebagian besar masyarakat Kudus istilah ini begitu populer bahkan hidup dalam sebagian realitas masyarakat muslim dan kaum sufi di Kudus. Karena Gusjigang telah hidup, tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, secara tidak langsung hal ini akan melekat dan menjadi perilaku setiap orang.
Gusjigang yang merupakan akronim dari bagus ngaji dan dagang ketika kita coba menelisiknya lebih dalam tidak hanya sebatas tindakan yang bagus (bagus dalam penampilan), ngaji (membaca al-Qur’an), dan dagang (melakukan proses perdagangan) saja. Istilah bagus, ngaji dan dagang merupakan konsepsi diri ataupun kemampuan yang ada dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Apabila hal ini kita kaitkan dengan pengertian soft skill yang diungkapkan oleh Coates seperti dikutip dalam \citet*{Sumar2016} pengertian soft skill merupakan keterampilan intra-personal yang dimiliki seseorang dalam mengatur dirinya sendiri seperti: manajemen waktu, manajemen stress manajemen perubahan, karakter transformasi, berfikir kreatif, memiliki tujuan acuan yang positif, dan teknik belajar yang cepat. Sedangkan untuk kemampuan intra-personal diantaranya adalah: keterampilan berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan masyarakat sehingga mampu menunjukkan kemampuan yang maksimal, kepemimpinan, kemampuan presentasi dan berkomunikasi.
Ada tujuh elemen utama soft skill yang diintisarikan oleh Sharma dikutip dari \citet*{Sumar2016} diantaranya adalah kemampuan berkomunikasi, keterampilan berfikir dan menyelesaikan masalah, kerja dalam tim, belajar sepanjang hayat dan pengelolaan informasi, keterampilan kewirausahaan, etika moral dan profesionalisme, dan keterampilan kepemimpinan. Ketujuh elemen tersebut memiliki sub-skill yang berbeda-beda yang dikategorikan sebagai elemen sub-skill yang harus dimiliki dan elemen sub-skill yang baik untuk dimiliki. Berikut adalah tabel elemen sub-skill yang harus dan baik untuk dimiliki seseorang.