Di Indonesia, metodologi benchmarking yang digunakan masih sangat sederhana, yaitu menggunakan IKE (intensitas konsumsi energi, dalam kWh/m2) sebagai parameter benchmarking. Ini dipakai, misalnya, oleh Permen ESDM No 13/2012 dan Pergub DKI No. 156/2012 untuk menilai boros tidaknya konsumsi energi di bangunan pemerintah.